Biasanya saya lebih memilih untuk membatalakan belanjaan jika memang antriannya uda terlalu panjang bagi aq ..Namun karena barang-barang belanjaan aq kali ini uda urgent..mau tidak mau aq harus bersabar di antrian panjang yang menjemukan itu.
Tepat di depanku sedang mengantri pasutri beserta 2 anaknya yang masih kecil ( perkiraanku sich usia pasutri tersebut sekitar 35-an ke atas dan anaknya 12 tahun dan 10 tahun gitu )dengan sebuah trolley belanjaan yang berisi cukup banyak barang.
Dengan penampilan yang cukup wah... mungkin saja mereka termasuk orang yang berada pikirku..
Akhirnya tiba giliran pasutri tersebut untuk membayar belanjaannya...
"Dua ratus tiga puluh tujuh ribu seratus tiga puluh rupiah , Bu " kata kasir kepada pasutri tersebut ( dan aq sempat melihat jumlah yang tertera di layar mesin kasir tersebut ).
"ini.." Jawab istrinya sambil menyerahkan sebuah credit card terbitan sebuah bank ternama kepada kasir
Dengan sigapnya , kasir segera memproses pembayaran tersebut..
"Maaf Bu , kartunya ditolak.. " apakah ada kartu yang lain ? Ucapan kasir memecahkan keheningan.
Pasutri tersebut dengan ekspresi terkejut seakan tidak percaya namun keliatan percaya diri menjawab... "hm.. ditolak ya.. Ya uda batalkan saja semua belanjaan tersebut , saya ga jadi beli dech "
"???.. Mungkin Ibu bisa membayar dengan uang tunai atau kartu debit atau kartu kredit laninnya ?" Tanggapan kasir dengan reaksi sedikit bingung memberikan solusi lain.
"Hm.. kami hanya bawa credit card itu saja , dan uang tunai kami juga tidak cukup jumlahnya , jadi batalkan saja belanjaan kami semuanya..Bisa kan? " Jawab sang istri lagi.
Dengan senyuman manis ( mungkin juga kesal ) Kasir menjawab : Baiklah..tidak ada masalah Bu..Namun roti yang telah dimakan anak ibu ( kebetulan si anak sudah membuka salah satu kemasan roti dan memakannya ) tidak bisa dibatalkan lagi ..Jadi Ibu harus membayarnya dengan tunai.
Tak lama kemudian , atasan kasir datang dan melakukan proses pembatalan belanjaan.. pasutri tersebut kemudian membayar Rp.4.500 untuk sebuah roti yang telah dimakan anaknya.
Sementara kasir membereskan belanjaan yang batal tersebut dan pasutri tersebut berjalan ke luar dari daerah kasir.. tiba-2 seorang marketing credit card bank ternama menyapa pasutri tersebut untuk menawarkan credit card..
"Ok , besok saya jemput datanya ya pak di rumah.. sekitar pukul 11 pagi "
"Ok." jawab sang suami..
Pasutri itu pun berlalu...
"huh.. Penampilan aja ok.. Ternyata.. Kalo tau gini kan ngak usah habis waktu ngantri.. Celetuk seorang ibu di belakangku."
Ya inilah realita zaman modern.. Semakin banyak orang yang konsumtif dan parahnya bergantung pada credit card ..
Memiliki dan berbelanja dengan credit card seolah-olah menaikkan gengsi seseorang.. Padahal tanpa mereka sadari.. Credit card itu ada sebuah hutang yang dibawa kemana-mana bukan uang tambahan.
Tidak punya cash di kantong atau debit card sich ga masalah, yang penting credit card ada di kantong..
Masalah bayar ? Akh gampang.. Nanti saja.. Yang penting belanja dulu.. Gesek terus.. Mungkin pemikiran ini sudah meracuni orang2 modern saat ini.
Kalo sudah seperti kejadian di atas ? Malu kan ??
sumber
Gengsi jangan ketinggian ya...